Air Terjun Pancuran Rayo, Keindahan berbalut Mistis
Saat saya ditanya, apa yang paling kamu suka di daerah pegunungan? Jawabannya cuma dua, pertama landscape pegunungannya yang hijau dan yang kedua keberadaan air terjun di dalamnya.
Maka tidak heran jika berkunjung ke daerah pegunungan, hal yang paling pertama saya tanyakan terkait destinasi wisata alam adalah spot bersantai di tempat yang tinggi untuk bisa memandangi hamparan perbukitan dan tentu saja lokasi air terjunnya.
Seperti halnya kali ini, perjalanan menapaki pegunungan Kerinci tidak lengkap rasanya jika tidak mendatangi air terjun yang terkenal dengan dua kelebihannya. Mistis dan Panorama. Air terjun itu bernama Air Terjun Pancuran Rayo.
Perjalanan Menuju Air Terjun Pancuran Rayo
Air Terjun Pancuran Rayo terletak di Kabupaten Kerinci dan termasuk satu dari potensi alam Kerinci yang tidak boleh di tinggalkan saat berwisata di kabupaten yang terkenal dengan julukan sekepal tanah dari surga ini. Lokasi lengkapnya masuk dalam administrasi desa Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau.
Saya menggunakan angkutan umum dari Kota Sungai Penuh menuju desa terakhir dengan jarak tempuh berkisar 23 km. Sesampai di desa saya terlebih dahulu membeli beberapa logistik dan konsumsi di sebuah warung di pinggir jalan utama. Setelah dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan ngecamp di lokasi, perjalananpun dilanjutkan.
Perjalanan menuju Air Terjun Pancuran Rayo tidak berhenti di desa. Karena dari pemukiman saya harus berjalan kaki lagi ke dalam hutan dengan melewati perbukitan yang cukup menguras energi. Jalan kaki sejauh 2 km dengan waktu tempuh berkisar 2 jam adalah tantangan tersendiri bagi saya yang memang menggilai hutan dan air terjun
Beruntungnya jalur yang dilalui tergolong masih asri dan bervariatif. Bahkan ada yang sampai harus menyeberangi sungai. Jadi meski dalam kondisi lelah sekalipun, saya masih bisa untuk menikmati perjalanan. Oh ya, kawasan ini sebenarnya masuk dalam wilayah taman nasional kerinci seblat. Maka tdak heran rasanya jika masih bisa menyaksikan lebatnya hutan di sana. Sebagai saran, Bila hendak ke sini jangan lupa membawa uang, karena nantinya bakal dibutuhkan untuk membayar tiket masuk yang berkisar Rp. 5000/orang.
Memasuki Area Air Terjun
Suara deru air yang tumpah dari atas sayup sayup terdengar. Tidak berapa lama, saya bisa menyaksikan langsung pemandangan spektakuler di tengah tertutupnya belantara Taman Nasional Kerinci Seblat. Layaknya surga yang tersembunyi, keberadaan air terjun Pancuran Rayo ini tidak berhenti membuat saya terkagum kagum.
Tidak ada data pasti mengenai tinggi air terjun, namun diperkirakan berkisar 120-150 meter. Ketinggian menjulang itu semakin indah dengan perpaduan batuan yang berbalut lumut hijau. Belum lagi dengan deretan pepohonan yang tersebar rapi seolah memberikan kesan sebagai pagar raksasa yang terus melindungi keberadaan keasrian air terjun.
Saya bersantai di sebuah batu raksasa yang berada di pinggiran air terjun sambil menikmati uap air yang dimunculkan dari percikan air yang jatuh ke permukaan. Kesejukan dan kealamian air terjun benar benar membuat pikiran segar seketika.
Di bagian dasar air terjun terdapat sebuah kolam yang bisa digunakan untuk bermandi mandi ataupun berenang. Tidak puas rasanya hanya menikmati bentang alam yang maha indah ini dalam sehari, saya mendirikan tenda dan memasak konsumsi yang telah dipersiapkan sebelumnya dari desa.
O, ya tempat ini sama sekali belum tersedia fasilitas untuk pengunjung. Keberadaanya sejauh ini belum dikelolah dengan baik oleh masyarakat setempat ataupun pemerintah. Sehingga jangan berharap bisa menemukan penginapan atau warung untuk memenuhi kebutuhan anda sebagai pengunjung. Bila hendak ngecamp, perlengkapan dan logistik harus dipersiapkan oleh pengunjung sendiri.
Meski begitu, ngecamp di lokasi air terjun akan menyempurnakan perjalanan anda. Selain karena bisa merasakan alam di air terjun Pancuran Rayo pada malam hari, juga bisa mendengarkan senandung aneka jenis fauna malam yang membuat kita semakin yakin akan keindahan hutan Indonesia.
Mistisnya Air Terjun Pancuran Rayo
Tidak bisa dipungkiri, air terjun Pancuran Rayo memiliki panorama yang indah. Mesti begitu daerah indah ini nyatanya juga memiliki cerita mistis yang sempat membuat saya merinding sebelum ke sini.
Menurut cerita masyarakat setempat, dahulu sekitar 5000 tahun yang lalu, air terjun ini merupakan tempat pemandian 7 bidadari. Tidak jarang orang tersesat saat melihat bidadari yang semakin di dekati justru semakin menjauh. Bahkan katanya, pada tahun 1980 pernah seorang pengunjung air terjun menemukan selendang bidadari yang tinggal di atas batu besar di bawah air terjun.
Selain kisah bidadarinya, air terjun ini juga punya cerita ini lain. Yaitu cerita tentang bunga mawar hitam yang berada di sebelah kiri. Katanya bila bunga mawar yang unik itu dibawah pulang maka sesampai di rumah bunga mawar itu akan menjadi daun kering. Sayangnya bunga mawar tersebut tidak lagi bisa dijumpai dilokasi
Cerita mistis yang tidak kalah populer adalah cerita pada masa penjajahan Belanda dulu. Masyarakat mempercayai jika di balik air terjun tersebut terdapat pintu ajaib yang menyimpan emas. Namun sampai saat ini belum ada yang mampu ke sana karena debit air terjun yang sangat kuat dan kencangnya angin saat berada di sana.
Nah itulah cerita singkat mengenai air terjun Pancuran Rayo di kabupaten Kerinci. Bagaimanapun medan dan cerita mistisnya, keindahan air terjun ini menambah deretan pesona wisata indonesia.
Related Posts
Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read moreKendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.
Read moreMuseum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara
Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula ada banyak sekali simbol-simbol budaya dengan cerita dan kisah sejarah yang teramat panjang.
Read more