Benteng Van Den Bosch, Benteng Unik Dengan Nilai Sejarah Tinggi di Ngawi
Beberapa waktu belakangan ini nama Ngawi mencuat tinggi melalui suatu lagu Jawa berjudul ‘Kertonyono Medot Janji’ ciptaan musisi muda Denny Caknan. Tetapi selain itu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur ini mempunyai objek wisata unik dan memiliki nilai sejarah tinggi yaitu Benteng Van Den Bosch. Objek wisata sejarah dan pendidikan ini terletak di Jl. Untung Suropati 2, Desa Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.
Pada zaman penjajahan dulu, Ngawi merupakan salah satu pusat niaga dan pelayaran karena posisi geografisnya yang sangat strategis. Kabupaten ini berada di antara aliran sungai Madiun dan Bengawan Solo. Berdasarkan alasan ini pula pemerintah kolonial Belanda memilih Ngawi sebagai pusat pertahanan bagi daerah Madiun dan sekitarnya.
Pendirian benteng Van Den Bosch****
Pada tahun 1825 meletus perang Diponegoro di sebagian besar pulau Jawa. Perang ini berlangsung selama lima tahun dan berakhir pada 1830. Meski pada akhirnya Belanda berhasil memenangkan pertempuran tersebut, mereka tetap khawatir muncul serangan lagi. Terutama dari pengikut Pangeran Diponegoro yang tidak tertangkap dan tersebar di berbagai daerah termasuk Ngawi dan Madiun.
Demi mengatasi ketakutan ini kemudian Gubenur Jenderal Defensieljn Van Den Bosh mendirikan benteng pada tahun 1839 di sekitar aliran Sungai Madiun dan Bengawan Solo. Fungsi utamanya adalah untuk melumpuhkan bala tentara Pangeran Diponegoro terutama dalam urusan transportasi logistik.
Pada sisi yang lain pemerintah Belanda juga memanfaatkan benteng tersebut sebagai sarana transportasi air. Pada waktu itu para saudagar dari Yogyakarta, Surakarta dan Pacitan harus melewati Ngawi apabila ingin mengirim barang dagangan ke Surabaya. Termasuk juga pedagang dari Madiun dan Maospati.
Benteng Van Den Bosch di era kemerdekaan****
Pada masa pendudukan Jepang, Benteng Van Den Bosh sempat terbengkalai karena serangan bom oleh tentara negara matahari terbit tersebut. Hal ini berlangsung selama beberapa puluh tahun hingga Indonesia mencapai kemerdekaan.
Kemudian pada 1962 jadi markas militer Yon Armed 12 dan punya fungsi sebagai tempat untuk latihan militer. Lalu sekitar 10 tahun berikutnya markas militer tersebut pindah ke lokasi lain di Jl. Siliwangi. Tetapi benteng ini tetap digunakan untuk untuk gudang senjata dan amunisi.
Benteng Van Den Bosch di Masa Sekarang
Dalam perkembangan selanjutnya, sejak tahun 2011 Benteng Van Den Bosch beralih fungsi jadi objek wisata dan tidak sedikit yang menyebutnya sebagai Benteng Pendem. Sangat beralasan karena posisi bangunannya lebih rendah daripada permukaan tanah di sekitarnya.
Apalagi di sekelilingnya terdapat gundukan tanah raksasa yang pada masa lalu punya peran sebagai penahan air ketika aliran sungai sedang meluap. Keberadaan gundukan ini membuat benteng tersebut terlihat seperti terpendam, namun di sisi yang lain dapat menghadirkan kesan lebih unik dan indah pada tampilannya.
Struktur bangunannya terlihat sangat kokoh, megah dan berkarismatik. Tampilan seperti ini memang sudah menjadi ciri khas dari semua bangunan lawas peninggalan zaman kolonial.
Pintu dan jendela yang berbentuk melengkung mempunyai penampakan yang sangat mirip dengan Colosseum di Roma, Italia. Keunikan tersebut membuat para pelancong makin tertarik untuk berkunjung dan berlama-lama di tempat ini. Mereka tidak hanya datang dari Ngawi saja. Banyak di antaranya yang berasal dari kota atau provinsi lain bahkan turis mancanegara.
Halaman tengahnya juga memiliki tampilan yang tidak kalah mengesankan. Area ini penuh dengan rumput hijau. Di beberapa bagiannya terdapat semacam labirin yang juga penuh dengan pepohonan besar. Di sini pula ada sumur kuno yang konon pernah jadi tempat penyiksaan pasukan Pangeran Diponegoro oleh tentara Belanda.
Makam KH. Muhammad Nursalim
Pada sudut yang lain, terdapat satu kuburan yang merupakan makam KH. Muhammad Nursalim. Sosok ini adalah salah satu orang kepercayaan Pangeran Diponegoro yang sering mendapatkan tugas menyebarkan agama Islam di Ngawi.
Menurut cerita di masyarakat, beliau sangat sakti sehingga tidak mempan oleh peluru. Sehingga karena sudah terlanjur putus asa, akhirnya tentara Belanda mengubur KH. Muhammad Nursalim secara hidup-hidup. Hingga sekarang masih banyak wisatawan yang berkunjung ke makam ini untuk berziarah.
Tidak akan ada ruginya sama sekali mengadakan acara liburan dan kunjungan wisata ke Benteng Van Den Bosch. Banyak sekali pelajaran yang dapat kalian petik melalui kisah sejarah keberadaan benteng terebut. Selain itu bagi yang suka dengan dunia fotografi, objek wisata sejarah ini sangat menarik untuk kegiatan pemotretan.
Related Posts
Sulit Tidur Lelap Saat Traveling Jarak Jauh ? Lakukan Beberapa Langkah Jitu Ini
Merupakan hal yang sangat menyenangkan sekaligus melegakan sekali apabila dapat istirahat dengan nyaman saat sedang bepergian. Hanya saja menurut pengalaman selama ini, ada sebagian wisatawan merasa sulit tidur lelap saat traveling atau ketika sudah sampai di tempat wisata.
Read moreDe Tjolomadoe, Dari Pabrik Gula Jadi Objek Wisata
Hampir semua orang memiliki pandangan sama tentang pabrik. Mereka berpikir jika pabrik itu merupakan bangunan besar dengan mesin-mesin ukuran raksasa sebagai pandangan utama.
Read moreCara Mudah Membuat Rencana Perjalanan Wisata dan Jadwal Liburan
Membuat rencana perjalanan wisata dan jadwal liburan itu merupakan hal yang sangat penting. Di kalangan pecinta kegiatan traveling dan backpacker, pembuatan rencana ini populer dengan sebutan itinerary.
Read more