Begini Cara Unik Warung Sego Ponorogo Menghadapi Pengamen
Warung bernama Sego Ponorogo berlokasi di depan super market Giant, jl. Manukan Tama, kecamatan Tandes, Surabaya. Warung ini seperti warung kaki lima pada umumnya, namun saat masuk ke dalam baru ketahuan memiliki keunikan yang tidak dimiliki warung lain. Warung Sego Ponorogo memiliki trik, agar kehadiran pengamen tidak menganggu orang makan diwarung.
Selama ini kehadiran pengamen dianggap menganggu pemilik warung, terutama orang yang tengah makan. Begitu pengamen datang, kita yang lagi asyik-asyiknya menikmati makanan jadi berhenti sejenak. Berkuranglah selerah makan kita. Pikiran yang fokus ke rasa makanan, beralih menjadi mengingat dimana kita meletakan uang recehan. Merogoh saku atau membuka dompet mencari uang recehan untuk diberikan ke pengamen.
Oleh karena itu berbagai cara dilakukan pemilik warung, supaya kehadiran pengamen tidak menganggu. Apa yang dilakukan basuki pemilik warung Sego Ponorogo ini bukanlah sesuatu baru, namun pemilik warung yang lain tidak sempat kepikiran melakukannya.
Masuk ke dalam warung Sego Ponorogo anda akan melihat uang logam 500 rupiah di pajang dengan posisi tergantung di depan rombong. Uang recehan tersebut diselipkan di sela-sela lis. Pembatas yang terbuat dari karet ban sepeda angin. Diatasnya terdapat tulisan, “kalau ada pengamen ambilkan dari sini”.
Maksudnya kalau ada pengamen datang, pembeli yang duduk didepan rombong dipersilakan mengambil uang yang sudah disediakan, lalu memberikan kepada pengamen.
Itu cara yang digunakan warung Sego Ponorogo agar pengamen dan pembeli akur, tidak saling menganggu.
Para pengamen senang keinginan mendapat uang tercapai. Tanpa banyak mengeluarkan suara sudah mendapatkan sodoran uang receh secara cepat.
Bagi penikmat kuliner trik pemilik warung menimbulkan rasa nyaman. Kehadiran pengamen disaat kita menikmati lezatnya makanan, tidak lagi menganggu. Tinggal ‘seett’ ambil uang koin sodorkan ke pengamen. Beres…
Jumlah recehan yang disediakan pemilik warung Sego Ponorogo sebanyak 18 buah koin. Setara dengan 9 ribu rupiah. Uang sebanyak itu cukup untuk memberi 18 orang pengamen.
Saat ditanyakan, apakah uang receh sebanyak itu habis dalam satu hari?.
“Tidak” jawab basuki pemilik warung Sego Ponorogo. “Sehari paling habis dua ribu hingga tiga ribu”. Lanjut basuki.
Menghabiskan uang sebanyak dua ribu, atau tiga ribu untuk pengamen dalam sehari. Artinya dalam sehari ada 4 atau 6 pengamen yang datang.
Basuki mengungkapkan, dia menggunakan cara tersebut sudah sekitar 3 tahunan.
Diawali dari basuki terganggu dengan kehadiran pengamen yang datang saat dia tengah memasak atau meracik makanan. Dia harus berhenti sejenak melayani pembeli. Mengambil uang koin 500 rupiah, mengeser posisi dari tempat masak pindah ke depan warung untuk memberikan uang koin ke pengamen. Pada saat yang sama dia dituntut melayani pembeli dengan cepat. Sedangkan pengamen yang datang bukan hanya satu-dua orang. Bayangkan betapa ribetnya basuki.
Mengharapkan pembeli memberi uang kepada pengamen, Basuki tidak tega, karena menurutnya membebani pembeli. Munculah ide, menyediakan uang koin dan memajangnya.
Begitu menyediakan koin secara tidak langsung basuki menciptakan kenyamanan berada di warungnya. Sehingga pembeli tidak kapok untuk datang lagi.
Memiliki nama Sego Ponorogo yang berarti nasi Ponorogo. Sego kata dari bahasa jawa yang berarti nasi dan Ponorogo nama kabupaten di jawa timur. Warung ini tidak melulu menyediakan makanan khas Ponorogo. Menu yang tersedia ada dua macam, menu pecel (pecel biasa bukan khas Ponorogo) dan Sego Ponorogo.
Makanan nasi pecel semua orang sudah tahu. Bagaimana dengan makanan Sego Ponorogo, banyak yang belum familier. Yang dimaksud Sego peno tidak jauh beda dengan nasi bumbu. Nasi diberi bumbu kecap, yang dicampur dengan kacang tanah dan irisan kubis.
Bagi anda penikmat kuliner silakan datang mencoba Sego Ponorogo. Jangan kuatir kenyamanan anda menikmati Sego Ponorogo tidak akan terganggu oleh kehadiran pengamen. Warung Sego Ponorogo sudah punya cara ampuh meredam gangguan pengamen.
Related Posts
Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read moreKendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.
Read moreMuseum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara
Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula ada banyak sekali simbol-simbol budaya dengan cerita dan kisah sejarah yang teramat panjang.
Read more