Ciwidey Trip
Ini cerita perjalanan akhir tahun kemarin. Tepatnya 23-24 Desember 2007 saat ada libur kejepit bersama. Seperti biasa, setiap menemukan tanggal merah di kalender teman-teman kantor mulai pada ngomongin rencana jalan-jalan. Seringnya sih gak jadi alias dibahas doang.
Waktu itu juga sebenarnya kami rencananya ke Kep. Seribu atau Bromo. Tapi karena kurang persiapan, pas ada temen yang nawarin bisa nyariin villa murah bahkan nginep gratis di rumah keluarganya di Ciwidey, Bandung, rencana langsung berubah. Jadi faktor budget sebenarnya lebih menentukan disini.
Kali ini tidak ada fasilitas angkutan gratis seperti ke Pangandaran kemaren, karena supir yang bersangkutan sudah meninggalkan masa lajangnya, terpincut mojang Ciwidey (karena itulah kami berkunjung ke keluarganya disana).
Pada hari yang ditentukan hanya 4 orang yang ikut dari Jakarta, satu orang menunggu di Leuwi Panjang dan seorang lagi tentu saja di Ciwidey. Angkutan yang dipilih adalah Primajasa jurusan tasik atau Garut, dari pool-nya di Ciliitan. Kenapa gak sekalian pake bus yang ke Leuwi Panjang? Ternyata beda harganya bisa sampe 20rebu. Bus Jakarta-Leuwi Panjang itu sekitar 40-45 rebuan, sedangkan bus Jakarta-Tasik hanya 20-30rebuan.
Dengan bus Tasik kami turun di Kopo (klo gak salah), trus dari sana naek angkot menuju Leuwi Panjang.
Sampe Leuwi Panjang udah ada seorang teman yang nunggu, karena belom sarapan maka rumah makan Padang jadi sasaran.
Dari Leuwi Panjang menuju Ciwidey bisa menggunakan 2 jenis angkutan yaitu Bus dengan tarif 4000 atau mobil Elf dengan tarif lebih mahal 1000. Karena calo-calo disana udah pada narik-narik ke Bus, ya jadinya pake bus. Ternyata kami salah pake bus, ngetem di Leuwi Panjang sih bentar sekitar 10 menitan, eh pas nyampe Soreang itu bus dieeeem aja sampe penumpangnya penuh berjejalan, bete deh nungguinnya.
Perjalanan Leuwi Panjang – Ciwidey mungkin hanya sekitar 1 jam saja, tapi karena _ngetem_nya itu yang bikin lama. Di terminal Ciwidey angkotnya pun pake acara ngetem juga. Cuman kalo angkot punya trik tersendiri biar nggak ketahuan kalo dia itu lagi ngetem. Ya supir angkot terus aja maju mundurin angkotnya ada kali sepuluh kali PP.
Akhirnya setelah angkotnya penuh dengan formasi standar 4-6, melajulah dia menuju Batu Nunggul tempat keluarga teman kami. Cuaca agak kurang bersahabat karena hujan gerimis, udara dingin mulai menyapa.
Tadinya sih mau sewa villa, namun setelah tanya-tanya harga perkamar berikisar 300-400 ribu dengan maksimal 4 orang satu kamar. Ada juga yang satu rumah gitu tapi 900 rebu perkamar permalam. Yah karena keluarga teman yang di Ciwidey berbaik hati mau menampung, lagian cuman semalam ini nginepnya ya mendingan pilih yang gratis dong ^^.
Dari Batu Nunggul kami menyewa angkot 75 ribu sehari menuju tempat wisata Situ Patengan (Patenggang) pada hari pertama dan Kawah Putih keesokan harinya.
Sedikit oleh-oleh potonya..
Agak gerimis di situ Patengan ini, tapi tempatnya lumayan rame. Bisa nyewa perahu untuk untuk menuju ujung seberang situ. Di seberang situ ada yang namanya Batu Cinta, halah.
Kios-kios penjaja makanan dan cenderamata lumayan banyak di Situ Patengan.
Datang ke Kawah Putih pas pagi-pagi, nyampe sekitar jam 8-an. Tiket masuk kalau gak salah sekitar 5000 per-orang.
Masih kabut dan udara dingin merasuk. Sangat dianjurkan memakai jaket tebal disini. Jangan khawatir soal makanan, banyak jagung bakar dan bandrek/bajigur untuk menghangatkan badan.
Pemandangan berkabut kawah putih ini sungguh mempesona, makanya rame sekali pengunjungnya (mungkin karena lagi libur juga). Ada juga pasangan yang lagi sesi pemotretan buat prewed.
Wisata singkat namun cukup menyenangkan. Gak sempet petik stoberi sendiri, karena waktunya kurang, lagian siangnya hujan terus. Jadi beli yang udah dikotakin aja.
Related Posts
Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read moreKendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.
Read moreMuseum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara
Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula ada banyak sekali simbol-simbol budaya dengan cerita dan kisah sejarah yang teramat panjang.
Read more