Eksplorasi Indahnya Kota Makassar, Toraja dan Pulau Samalona
Makassar! Salah satu kota yang masuk dalam daftar destinasi wisata saya di tahun ini. Selama dua tahun terakhir ini saya bergabung di HERE Indonesia Expert Community, yaitu sebuah komunitas pemetaan yang juga merupakan wadah bagi para traveler seperti saya ini. Komunitas ini memiliki banyak program dan salah satu programnya adalah Travel Mapping dimana para member bisa melakukan eksplorasi di berbagai daerah di Indonesia sambil melakukan survey dan mengumpulkan data lapangan untuk dimasukkan kedalam peta HERE. Nah, bagi para traveler yang tertarik dengan komunitas ini bisa melihat informasinya di sini.
Anyway… Segala keperluan dan kebutuhan saat perjalanan ke Makassar sudah saya persiapkan dengan matang. Mulai dari penginapan, kendaraan, hingga estimasi budget yang akan dikeluarkan di Makassar.
Untuk pergi ke Makassar ada 2 pilihan moda transportasi, yaitu pesawat dan kereta api. Menggunakan kereta api memang jauh lebih murah dibandingkan pesawat, jadi buat kamu yang ingin melakukan backpacking, pilih moda transportasi ini karena harga tiket ekonomi dari Surabaya–Makassar hanya Rp65,000. Namun, karena mempertimbangkan waktu dan tenaga akhirnya saya memilih pesawat seharga Rp600,000 dari Semarang-Makassar.
Nah, untuk menghemat biaya perjalanan, saya menggunakan Couchsurfing untuk mencari host atau home stay selama di Makassar. Ini merupakan salah satu alternative untuk mencari penginapan dengan harga yang terjangkau.
Sesampainya di Makassar, saya mengunjungi 11 mall yang ada di Makassar untuk melakukan Travel Mapping atau survey dan mengumpulkan data lapangan. Shopping Mall yang ada di Makassar gak jauh beda dengan yang ada di kota-kota lainnya dan rata-rata mall yang ada di Makassar masih sepi.
Setelah mengeksplor beberapa mall di Makassar, saya bersinggah di rumah makan Sop Saudara Jalan Irian. Rumah makan ini menyediakan sop dan soto sebagai menu utamanya dan harganya cukup terjangkau dibandingkan dengan rasanya yang nikmat, yaitu sekitar Rp20,000.
Bagi yang suka dengan sejarah, harus berkunjung ke salah satu benteng yang cukup fenomenal di Makassar, yaitu Fort Rotterdam. Lokasinya gak jauh dari pusat kota Karebosi, bisa dijangkau dengan berjalan kaki kearah barat dari MTC Karebosi. Tidak ada tiket masuk untuk mengunjungi benteng ini, hanya ada uang sumbangan sukarela. Benteng ini mirip dengan dengan benteng Vredeburg yang ada di Yogyakarta, namun benteng ini lebih luas, bersih dan tertata rapi.
Gak ke Makassar namanya jika gak berkunjung ke pantai Losari. Kalian bisa menikmati indahnya sunset di salah satu icon dari Makassar ini sambil menikmati pisang epe. Walaupun pantai Losari memiliki pasir yang berwarna hitam, tapi pantai ini bersih dan tertib. Parkirannya tertata rapi dan bebas biaya parkir!
Eksplorasi Toraja
Siapa yang gak kenal dengan Toraja? Toraja merupakan tempat tinggal dari suku Toraja dan merupakan salah satu lokasi wisata yang sangat kaya akan budayanya. Suku Toraja percaya bahwa tanah harus dijaga melalui ritual untuk merayakan kehidupan dan nenek moyang mereka, jadi gak heran jika budaya suku Toraja ini sangat kental.
Sudah jauh-jauh pergi ke Makassar, saya gak mau melewatkan kesempatan untuk mengeksplorasi Toraja! Untuk berkunjung ke Toraja, kamu bisa menggunakan bus dari terminal Daya seharga Rp150,000 dan berangkat sekitar pukul 9-10 Malam. Harga dengan fasilitas yang disediakan bus worth it! Karena kursi bus sangat nyaman dan juga disediakan selimut dan bantal, jadi perjalanan dari Makassar ke Toraja yang ditempuh selama 8-9 jam ini tidak terasa melelahkan!
Sesampainya di Toraja sekitar pukul 5.30 pagi, saya memeilih untuk pergi ke Ketekesu, yang merupakan susunan rumah adat Toraja dan juga terdapat banyak gua di dalamnya. Untuk masuk ke Ketekesu, biaya yang dikenakan sebesar Rp15,000 jika tidak menggunakan tour guide. Setiap sisi rumah adat suku Toraja ini disusun tanduk-tanduk kerbau, mulai dari yang kecil hingga yang terbesar. Susunann tanduk ini menunjukkan derat keluarga. Semakin tinggi susunannya semakin tinggi pula derajat keluarga tersebut.
Setelah berkeliling di Ketekesu, saya mengunjungi Lemo dengan menggunakan angkot sebanyak dua kali. Di Lemo, terdapat boneka yang menyerupai manusia dan dipajang di dinding-dinding tebing.
Untuk kembali ke kota Makassar, hanya terdapat 2 jadwal bus yaitu pukul 8-9 pagi dan jam 8-10 malam. Jadi jika ingin berkeliling di Toraja, kamu harus estimasi waktu dan jangan sampai ketinggalan bus!
Gemerlap Kota Makassar dari Pulau Samalona
Terakhir, saya pergi ke pulau Samalona, yaitu pulau yang terletak di barat Kota Makassar. Untuk ke Pulau Samalona, kamu bisa menggunakan kapal nelayan seharga Rp350,000-Rp500,000 untuk pulang dan pergi. Perjalanan ini ditempuh selama 30 menit dari pelabuhan sebelah Makassar Golden Hotel (MGH) yang terletak di pantai Losari.
Pulau Samalona ini masih bersih dan sepi karena pulau ini hanya dihuni sekitar 20 kepala keluarga, dimana rata-rata pencaharian mereka berasal dari sewa kapal, penginapan atau rumah makan. Jadi, jika kamu ingin berlibur dan menjauhkan diri dari hiruk pikuk kota, kamu bisa mengunjungi pulau ini!
Harga penginapan di Pulau ini sekitar Rp350,000/malam. Salah satu hal yang menarik dari pulau ini adalah kamu bisa melihat keindahan kota Makassar di malam hari. Bisa memandangi cahaya lampu kota Makassar yang megah, menikmati suara deburan ombak dan merasakan angin pantai dari Pulau Samalona adalah nikmat yang tidak terkira.
Ini hanya satu cerita dari banyak pengalaman dan perjalan seru saya selama bergabung di komunitas HERE Expert Indonesia. Bagi saya, traveling yang berkualitas dan efektif adalah ketika perjalanan tersebut tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga bermanfaat bagi orang lain.
Dengan bergabung di komunitas ini, saya tidak hanya refreshing dan liburan, tapi saya juga berkontribusi untuk membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mempercepat perputaran roda perekonomian masyarakat dan mempromosikan daerah serta tempat-tempat wisata di Indonesia di mata dunia dengan cara mengumpulkan data lapangan seperti lokasi-lokasi penting, nomor rumah dan jaringan jalan.
Karena itu, mulailah untuk merencanakan perjalananmu yang berkualitas dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Jalan-jalan dan liburan memang hal yang menyenangkan dan membuat bahagia. Tapi akan lebih menyenangkan lagi jika kamu dapat berbagi kebahagiaan tersebut dengan orang lain.
Related Posts
Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read moreKendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.
Read moreMuseum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara
Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula ada banyak sekali simbol-simbol budaya dengan cerita dan kisah sejarah yang teramat panjang.
Read more