‘Ngetes’ Adrenalin Saat Weekend
Tiada hari yang indah, selain berlibur bersama keluarga. Karena kebahagian paling nikmat, adalah ketika melihat sumringahnya wajah-wajah orang tercinta.
Akhir pekan atau weekend adalah waktu untuk liburan. Dan, Sabtu, 23 April 2016, saya menikmati weekend yang indah. Tentunya karena bersama orang-orang tercinta. Terutama istri, dan dua anak saya.
Ceritanya, hari Rabu, 20 April, anak saya yang pertama ulangtahun yang ke-8. Tapi karena masih hari sekolah perayaannya ditangguhkan. Kebetulan pula, hari jadi anak saya berdekatan dengan hari lahir neneknya, mertua atau ibu dari istri saya. Mertua saya, lahir pada 22 Januari. Atau jatuh pada hari Jumat. Maka diputuskanlah merayakan hari jadinya digabung. Hari Sabtu dirayakannya di rumah mertua di Cipete Utara, Jakarta Selatan.
Hari Sabtunya, anak saya sebenarnya ada acara di sekolahnya, memperingati hari bumi atau Earth Day. Karena sekolah di sekolah alam, maka hari bumi bisa dikatakan hari wajib untuk dirayakan. Pagi harinya, saya menyaksikan dulu ana saya tampil pada hari bumi di sekolahnya. Baru setelah itu, berangkat ke Cipete pakai motor. Singgah sebentar di Cinere, beli kue untuk ulang tahun.
Sebelumnya, anak saya terus merengek minta ke Transmart. Katanya banyak permainan di sana. Saya pikir, sekalian saja nanti sambil merayakan ulang tahun ke Transmart. Penasaran juga seperti apa permainan di Transmart. Istri saya bilang, di Transmart ada permainan roler coaster seperti di Taman Dunia Fantasi Ancol. Kata dia, ia lihat iklannya di televisi.
Usai tiup lilin, makan-makan kue dan nasi kuning, saya, istri, dua anak saya, dan keluarga kakak ipar saya, jelang sore berangkat ke Transmart di Cilandak. Dari Cipete tak terlalu jauh jaraknya. Hanya saja memang, agak macet. Mungkin karena hari Sabtu, banyak yang jalan-jalan menikmati akhir pekan.
Menuju ke sana agak tersendat, karena banyaknya kendaraan, roda empat maupun dua. Gerimis sempat turun. Menjelang petang, kami akhirnya sampai di Transmart Cilandak. Dulunya, ini sebuah mall. Letaknya tepat berdampingan dengan markas Marinir, Cilandak.
Saat tiba, parkiran penuh. Lumayan agak susah cari parkir yang kosong. Akhirnya dapat juga. Setelah memarkirkan mobil, kami pun segera bergegas ke Transmart. Suasana ramai. Apalagi saat melewati foodcourt, pengunjungnya sangat ramai.
Tadinya mau ke Carrefour dulu. Tapi anak saya ngotot pingin langsung ke area wahana permainan. Saya dan keluarga kakak ipar pun naik ke lantai dua, tempat area wahana permainan berada. Kids City, demikian nama area wahana permainan tersebut.
Saat tiba di sana, pengunjung sangat ramai. Istri saya langsung ke meja kasir, membeli kartu yang akan digunakan sebagai tiket untuk menikmati permainan yang ada. Harga kartu perdananya Rp. 100.000. Tapi bisa beli juga yang harga Rp. 50.000. Kartu bisa diisi ulang, bila kuotanya sudah habis terpakai.
Cara memakainya gampang saja. Ula naik mobil-mobilan, tinggal gesek, nanti mobil-mobilan langsung bergerak. Tapi, bila ingin naik roller coaster misalnya, kartu tinggal diserahkan ke penjaga. Penjaganya nanti yang akan menggesekan, agar palang besi di pintu masuk terbuka. Di sana namanya crazy cab coaster.
Anak saya langsung menuju area roller coaster. Dia ingin sekali naik itu. Kata istri saya, dia sudah naik saat diajak tantenya, adik ipar saya, ke Jungle Land di Sentul. Saya sendiri terus terang seumur-umur belum pernah naik roller coaster. Pernah ke Ancol, tapi lebih memilih nongkrong-nongkrong di warung kopi. Lebih suka main ke pantainya.
Awalnya anak saya mau naik dengan anak kakak ipar saya. Kebetulan keduanya seumur. Tapi, anak kakak ipar saya ogah naik. Takut katanya. Di bujuk beberapa kali pun tetap saj tak mau. Akhirnya terpaksa saya yang harus menemani. Padahal saya sendiri takut-takut. Maklum belum pernah naik sama sekali. Harga tiket naik roller coaster bila dirupiahkan Rp. 25 ribu, sekali naik. Jadi, karena saya dua orang, kuota di kartu langsung terpotong Rp. 50 ribu. Lumayan mahal.
Setelah menyerahkan kartu, dan petugas mengesekannya ke alat gesek, palang pintu besi terbuka. Saya dan anak saya pun masuk ke area roller coaster. Roller coaster sendiri berbentuk seperti kereta. Memanjang dengan tempat duduk yang bisa diisi oleh dua orang. ” Ayah duduk paling belakang yah,” pinta anak saya sembari menyeret tangan menuju bagian kereta paling belakang.
Saya pun duduk bersama anak saya. Dada langsung berdebar-debar. Duh katronya saya, sudah sekian lama di Jakarta, sama sekali belum naik roller coaster. Sampai kursi-kursi di kereta roller coaster pun penuh. Petugas pun kemudian memasangkan alat pengaman di setiap kursi.
Setelah itu, perlahan kereta roller coaster bergerak. Suaranya berderak, menapaki rel yang meliuk dan melengkung, turun naik. Lalu kereta bergerak cepat saat menapaki rel yang meliuk ke bawah. Kursi agak mengarah ke bawah. Dan wushhh kereta bergerak cepat. Saya langsung terpejam, begitu kereta bergerak cepat dan meliuk. Kepala saya ada di bawah, sampai kemudian kembali melambat begitu kereta roller coaster menapaki rel yang menanjak. Tapi setelah itu langsung bergerak cepat kembali.
Teriakan demi teriakan terdengar. Anak saya pun berteriak nyaring. Saya sama sekali tak berteriak. Hanya langsung terpejam, begitu kereta bergerak secepat kilat. Wah, kalau istri saya tahu, tengsinnya bukan main. Wajah saya pasti agak pucat, karena takut. Tiga putaran, akhirnya kereta berhenti di tempat keberangkatan. Saya dan anak saya langsung turun.
” Wah seru ayah. Nanti main lagi yah,” kata anak saya dengan senangnya.
” Gimana?” tanya istri saya, begitu saya sudah ada di depannya. Saya hanya nyengir.
” Seru, lumayan ngetes buat macu adrenalin,” kata saya. Sayang istri saya tak sempat mengabadikan itu dengan memotretnya. Dia, hanya mengabadikan via rekaman video. Setelah dilihat dihandphonenya, ternyata ada satu foto yang berhasil diabadikan.
Anak saya yang kecil juga merengek-rengek, minta naik permainan. Istri saya pun akhirnya memilih naik permainan pesawat yang bergerak berkeliling. Ini tak seperti roller coaster. Aman bagi anak kecil. Karena permainan pesawat hanya berputar dengan perlahan. Banyak wahana permainan di Transmart. Selain roller coaster dan wahana pesawat, ada juga permainan lain, seperti komidi kuda berputar. Serta permainan lainnya. Yang memacu adrenalin, selain roller coaster juga ada wahana permainan seperti skyscraper, happy swing, New York atau Paris swing. Untuk wahana permainan-permainan ini, ada syaratnya. Anak yang boleh masuk harus cukup tinggi badannya. Ada batas minimal. Saya lupa berapa batas minimal tinggi badan yang dibolehkan.
Selain wahana yang mendebarkan, juga ada wahana permainan lain seperti sky rider dan bumper car atau bom bom car. Tapi, ini pun mesti ada pendamping. Ada juga wahana bernama softplay, semacam arena bermain yang berisi kolam bola, dan arena panjat memanjat.
Wahana lain yang ditawarkan adalah mini train, atau kereta mini. Keretanya berjalan mengeliling taman yang bertema zaman purba. Ada replika binatang purba seperti dinosaurus yang bisa bergerak-gerak.
Di dekat wahana roller coaster, terdapat replika menara Menara Eiffel seperti di Paris. Banyak yang berfoto selfie di sana. Juga ada replika dinosaurus yang bergerak-gerak. Untuk menyenangkan anak-anak, wahana permainan di Transmart, cukup memuaskan. Meski tiket untuk merasakan permainan, untuk ukuran kantong saya, masih terbilang mahal. Tapi demi anak, tidak apalah. Senang juga rasanya, melihat kedua anak saya riang gembira.
Setelah puas, kami pun mencari tempat makan. Di area permainan sendiri banyak berjejer gerai-gerai makanan. Ada ayam dan bebek goreng. Baso, siomay dan lain-lain. Cukup lengkap. Jadi, tak usah khawatir kelaparan. Cape menikmati permainan, tinggal pilih gerai makanan sesuai selera. Atau jika terlalu ramai, tinggal turun ke bawah. Di sana pun banyak restoran dan gerai makanan.
Menjelang pukul 21.00 Wib, kami pun memutuskan pulang, setelah terlebih dahulu mampir di Carrefour untuk belanja susu dan keperluan dapur. Weekend yang sungguh berkesan bersama orang-orang tercinta. Kesan lainnya, ini jadi pengalaman pertama bagi saya mengetes adrenalin. Ternyata mengasyikan naik roller coaster, he.he.he.
Related Posts
Kisah Anak Muda Merawat ‘Kue Warisan’
Anak muda penjual kue pancong, pelestari kue warisan Kue pancong, adalah kue khas orang Betawi. Tapi kini kian jarang yang jualan kue pancong.
Read morePondok Makan Cak Tris yang Ngangenin
Sop daging Cak Tris yang ngangenin Makan enak, selalu harus di restoran besar dan terkenal. Banyak warung biasa, bahkan warung tenda yang racikan masakannya ngangenin lidah, hingga terus nagih mencicipi.
Read moreGudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read more