Nikmatnya Soto Pak Gendut Jalan Sabang
“Kita makan dulu ya mas” kata Anggun yang duduk di depan. Mobil yang kami tumpangi pun menepi ke sebuah tempat parkir, tepat dekat rumah makan Padang.
Saya yang duduk paling belakang, langsung terjaga. Ternyata sudah sampai Jakarta. Tadi, saya sempat tertidur. Hari itu, saya, Carlos, Febian, Iman dan Anggun, baru saja menempuh perjalanan dari Purwakarta, menghadiri sebuah acara di pendopo kantor Bupati Purwakarta.
Ternyata waktu sudah lewat magrib. Tadi, pulang dari Purwakarta menjelang pukul 14.00 Wib. Tapi di tol mampir dulu di rest area untuk istirahat. Lumayan lama di rest area. Karena itu tiba di Jakarta, suasana sudah remang-remang. Apalagi di tol, arus kendaraan lumayan padat.
Jalan Sabang, sebuah jalan yang ada di wilayah Menteng, Jakarta Pusat yang dituju untuk mengisi perut. Jalan ini memang terkenal, sebagai salah satu pusat kulinernya kota Jakarta. Di kiri dan kanan jalan, berjejer penjual makan. Ada yang berbentuk tenda kali lima, tapi banyak juga rumah makan atau restoran.
” Saya mau makan soto. Yang berkuah,” kata Carlos.
Akhirnya dipilih warung soto ceker dan ranjau Pak Gendut yang letaknya tak jauh dari rumah makan Padang, tempat mobil kami diparkir. Warung soto ini, bukan rumah makan. Tapi, warung tenda kaki lima. Tempatnya di trotoar. Berjejer dengan warung lainnya.
Setelah mendapat meja, kami pun langsung duduk. Saya pesan, soto kepala ayam. Sementara Carlos dan Iman, memesan soto daging. Anggun dan Febian sendiri, memilih sop kambing yang tempatnya sederet dengan warung soto yang kami singgahi.
Dengan cekatan pelayanan warung soto, langsung meracik pesanan. Mangkuk-mangkuk tampak berjejer di gerobaknya. Satu wadah berisi kepala ayam diletakan dekat panci tempat kuah soto. Dengan cepat ia mencomot beberapa kepala ayam, setelah itu langsung menyiramnya dengan kuah.
Begitu juga, saat meracik soto daging. Tangannya cekatan mengiris-ngiris daging. Dituangkannya dalam mangkuk, lalu menyiramnya dengan kuah soto. Setelah itu, satu pelayan langsung membawanya ke meja kami, bersama beberapa piring nasi.
Saya pun langsung menyikatnya. Kepala ayam, tak keras, tapi lembut. Kuahnya juga menyegarkan. Ditambah sambal dan air jeruk nipis, soto Pak Gendut, memang maknyuss. Saya sampai berkeringat dan nambah nasi. Begitu juga dengan Carlos. Tak puas satu piring nasi, ia minta tambah satu piring lagi.
Di meja, sudah ada satu mangkuk berisi potongan jeruk nipis. Juga satu wadah berisi sambal, kecap, garam dan satu lagi berisi bubuk mirip koya. Pengunjung lumayan ramai, malam itu. Semua kursi dan meja terisi. Warung soto ceker dan ranjau Pak Gendut sendiri, selain menyediakan soto daging dan kepala ayam, juga menyediakan menu soto lainnya. Ada soto ceker, soto ranjau, soto Madura, soto ayam, soto kikil, soto babat, dan soto campur.
Harganya pun tak menguras kantong. Cukup murah. Kisaran harga satu mangkuk soto sekitar 20 ribuan. Di sekitar warung soto Pak Gendut juga bertebaran warung lainnya yang menawarkan ragam menu makanan. Di dekat soto Pak Gendut misalnya, ada warung soto Kudus. Di sebelahnya, satu deret dengan warung soto Pak Gendut, ada warung sate padang. Sebelahnya lagi, ada warung sop kambing. Jadi tinggal pilih sesuai selera lidah. Jalan ini, selalu ramai. Terutama malam hari, saat warung-warung tenda membuka lapaknya. Tak heran, bila jalan Sabang selalu macet. Ruas jalan Sabang sendiri tak terlalu lebar. Agak susah memang bila cari tempat parkir mobil. Apalagi, bila sedang ramai pengunjung.
Jalan Sabang sendiri memang terkenal sebagai salah satu pusat kuliner di Jakarta. Jalan ini, dekat dengan gedung pertokoan Sarinah. Sabang juga dekat dengan Jalan Jaksa, salah satu jalan tempat ngumpulnya turis backpacker. Sedang di Jakarta dan mau memuaskan lidah? Datang saja ke Jalan Sabang…
Related Posts
Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read moreKendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.
Read moreMuseum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara
Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula ada banyak sekali simbol-simbol budaya dengan cerita dan kisah sejarah yang teramat panjang.
Read more