Oleh-oleh dari Gelar Jepang 2008
Hari Minggu kemarin jalan-jalan sendirian ke UI Depok, nonton sekalian hunting Gelar Jepang 2008. Dari stasiun Cawang hanya membayar Rp 1500 saja pake KRL ekonomi untuk sampai ke stasiun UI dengan melewati 6 stasiun dan waktu tempuh kurang dari setengah jam.
Nyampe sekitar jam 11-an dan langsung berbaur dengan keramaian sambil jepret sana sini. Agak siangan matahari makin terik.
Acaranya sendiri sebenarnya sudah mulai dari hari Jum’at tgl 16 dan berakhir hari Minggu tgl 18. Sayang saya hanya datang di hari terakhir saja, karena biasanya kalau ada cosplay dan band itu yang datang lebih rame. Padahal kalau dilihat dari susunan acaranya, hari-hari sebelumnya tampaknya menarik juga.
Cosplayer
Salah satu daya tarik acara kejepang-jepangan adalah cosplayer. Beragam rupa dan aksi, dari karakter anime, manga, game, idol atau original design. Dari mulai yang tokusatsu, maido cute sampai yang mengerikan.Nippon no Bunka
Ada juga yang nulis harapan-harapannya di secarik kertas kemudian diikat di ranting bambu. Kalau dibaca, kadang lucu-lucu juga.Menjelang sore, malah tambah rame. Nah ini dia yang menarik, tarian Yosakoi yang dibawakan oleh ibu-ibu Jepang yang tinggal di Indonesia, beserta anak-anaknya yang masih imut.
Tarian ini begitu enerjik, cocok sekali kayaknya buat senam pagi. Saya yang moto aja jadi ikutan semangat, pengen ikutan jejingkrakan :P.
Tak kalah serunya adalah parade menggotong miniatur kuil Shinto yang dinamai Omikoshi. Nah ini dia yang diarak Bapak-bapak jepang itu ;).
Para pengarak dan penonton pada tereak soryaa soryaa, entah apa artinya.
Pengunjung juga diberi kesempatan buat ikutan ngarak omikoshi, tapi gak pake tumpangan cewek Jepang itu diatasnya, takut jatuh kali diarak sama amatiran.
Band performance
Sorenya ada special band performance dari Jakarta Keion Club. Grup musik yang dibentuk dari orang-orang Jepang yang tinggal di Jakarta. Mantap banget nih pertunjukannya. Pas pertama sih nyanyiin band-band Indonesia yg lagi terkenal (sy gak tau lagunya).
Dari beberapa lagu yang dipertunjukkan saya suka Kemesraannya Iwan Fals, trus Shima Uta yang dipadu dengan alat musik Sanshin.. atau shamisen ya?, kemudian dilanjut lagu matsuri yang nge-beat. Lagunya bersemangat ada soryaa soryaa gitu (sorry yaa saya gak tau judulnya, yg tahu kasih tahu dong)
Dan tak kalah dahsyatnya adalah… coba tebak?? Kucing Garong!!! hahahah kocak banget dah tuh Ojisan bawain dangdut ini, trus dicampur-campur sama lagu Jepang yang saya gak tau itu. Keren abissss.
Band band Indonesia yang mentas di acara Jepang harusnya jangan melulu mainin j-rock supercadas yang bikin sakit kuping. Sekali-sekali lagu-lagu tradisional Jepang juga boleh tuh dimainin. Yang bawain lagu-lagu Orange Range masih mending sih.
Sebenarnya acaranya masih ada Bon Odori sama Hanabi katanya, cuman karena takut ketinggalan kereta saya pulang aja sehabis Magrib.
Related Posts
Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read moreKendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.
Read moreMuseum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara
Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula ada banyak sekali simbol-simbol budaya dengan cerita dan kisah sejarah yang teramat panjang.
Read more