Serunya Piknik ‘Mendadak’ Bersama Keluarga
Awalnya hanya berniat menjemput adik ipar saya di Ujungberung, Bandung yang sejak sebelum lebaran mewanti-wanti mau ikut ‘nebeng’ pulang ke Jakarta. Tapi rencana langsung pulang ke Ibukota berubah.
Istri saya merengek, agar menyempatkan dulu jalan-jalan ke Kota Bandung. Katanya, mau cari baju untuk dua anak saya, sekalian ingin wisata kuliner di Kota Kembang. Pagi-pagi sekali, setelah menginap semalam di rumah mertua adik ipar saya, menggunakan dua mobil, saya bersama keluarga meluncur ke pusat kota. Satu mobil berisi saya, istri, dua anak saya, adik ipar dan suaminya. Sementara satu mobil lainnya di isi oleh kakak ipar dan istrinya serta ibu mertua. Kakak ipar saya sendiri setelah pulang dari Pekalongan, mampir ke kampung saya. Lalu berangkat bareng ke Bandung.
Pagi itu, rencananya kami ingin ke Lapangan Gasibu. Kata suami adik ipar saya, ada pasar kaget di sana. Tiba di Gasibu, pasar kaget sudah ramai dengan pengunjung. Berbagai barang, mulai dari baju, hingga perkakas dapur dijual di pasar kaget tersebut. Bahkan, banyak pula yang menjual makanan dan sayuran.
Istri saya sendiri memborong banyak pakaian untuk dua anak saya. Katanya, mumpung murah. Puas belanja di pasar kaget, kami meluncur ke Taman Lansia di daerah Cisangkuy Bandung. Niatnya ingin santai sejenak, sembari cari makan.
Setelah melihat taman, kami cari tempat untuk makan. Ternyata di sekitar taman, ada tempat makan yang menarik. Namanya, Pasar Cisangkuy. Desain bangunannya menarik, berkonsep classic food court. Tempat makan, Pasar Cisangkuy, sungguh memikat. Interior dan perobatannya semua dari kayu. Natural sekali. Banyak menu khas Bandung yang bisa dipilih pengunjung, mulai dari siomay, batagor, mie kocok, nasi timbel dan lain-lain. Tapi, karena pengunjung lagi ramai-ramainya, lumayan lama menunggu pesanan. Maklum masih libur lebaran. Posisi Pasar Cisangkuy sendiri tepat di depan Taman Lansia, hanya terpisahkan ruas jalan. Pasar Cisangkuy juga tak jauh dari Gedung Sate. Jadi kalau mau ke Pasar Cisangkuy tinggal cari Jalan Cisangkuy No. 64, Bandung. Di jalan itu, Pasar Cisangkuy berada.
Sambil makan, tiba-tiba kakak ipar saya punya usul. Ia usul cari tempat menginap, setelah itu piknik ke tempat wisata. Semua setuju. Tapi semuanya bingung mau piknik kemana. ” Ke Lembang saja,” tiba-tiba istri saya kasih usul.
Namun usul piknik ke Lembang ditolak adik ipar saya. Katanya Lembang pasti macet. Ia pun mengusulkan untuk pergi ke Kawah Putih yang di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung. Mertua saya sendiri mengusulkan ke Tangkuban Perahu. Tapi, akhirnya disepakati pergi ke Kawah Putih. Niat langsung pulang ke Jakarta pun batal, karena mendadak ingin piknik sebentar.
Usai makan, kami pun langsung meluncur menuju ke Kawah Putih yang ada di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Perjalanan lumayan jauh. Apalagi jalanan cukup padat. Di tambah turun gerimis. Sore hari menjelang petang, tiba di daerah Ciwidey. Mampir sebentar ke rumah kerabat istri kakak ipar saya, sembari tanya tempat menginap.
Awalnya ingin cari hotel. Tapi karena jumlah orang lumayan banyak, tentu perlu beberapa kamar. Maka diputuskan cari cottage atau villa yang berdekatan dengan kawasan wisata Kawah Putih. Rencananya pagi hari, kami ingin menikmati pemandangan di Kawah Putih. Adik ipar saya yang paling antusias ingin ke Kawah Putih. Katanya, keinginan itu sudah ada sejak sebelum menikah.
Kerabat istri kakak ipar saya, akhirnya ikut membantu mencarikan tempat menginap. Kebetulan ia punya banyak kenalan pemilik villa dan cottage di Ciwidey. Akhirnya tempat menginap di dapat. Di eMTe Higland Resort kami akan menginap.
Selesai istirahat sebentar, sehabis magrib kami pun meluncur ke kawasan Kawah Putih. Jalan cukup padat dengan kendaraan. Gerimis kembali turun. Jalanan meliuk, turun naik. Sekitar pukul 22.00 Wib, akhirnya tiba di eMTe Higland Resort. Saat melihat pintu masuk resort, saya sedikit kaget. Ternyata eMTe Higland Resort cukup besar.
Melewati gapura resort, tampak berderet kamar-kamar penginapan. Kamar penginapan berdinding bambu. Sangat natural. Jalanan sekitar resort pun, hanya jalanan berbatu. Pohon-pohon cemara, tumbuh dimana-mana. Setelah mengurus administrasi ke petugas hotel, kami pun langsung menuju kamar yang akan kami inapi. Kamarnya berkonsep cottage.
Ada dua kamar. Satu kamar mandi. Dan satu ruang tamu dengan seperangkat kursi dari bambu. Dindingnya dari bilik bambu yang dipernis. Saat itu, udara malam sudah menusuk. Dingin sekali. Kami pun istirahat sebentar, setelah memasukan barang bawaan dalam cottage.
Karena dingin dan lapar, kami segera memesan makanan dan minuman. Istri dan adik ipar saya pesan mie rebus dan bajigur. Saya sendiri pesan bandrek dan jagung bakar. Lumayan lama pesanan datang. Usai makan jagung bakar, saya keluar dari kamar. Niatnya ingin menikmati suasana malam sekitar resort.
Sementara yang lain memilih istirahat, masuk ke kamar. Dua anak saya sudah tertidur dari tadi. Bersama suami adik ipar, saya bergegas menuju bagian depan resort. Di depan kamar, tampak sebuah danau. Ada yang sedang membuat api unggun di pinggir danau. Seperti asyik, nongkrong di dekat api unggun.
Udara malam makin terasa menusuk. Sambil menahan dingin kami berdua mempercepat langkah ke depan resort. Di pinggir pintu masuk resort, berderet warung-warung. Di sebuah warung, saya pesan kopi hitam. Sementara suami adik ipar saya pesan kopi susu plus jagung bakar.
Setelah puas mengopi dan makan jagung bakar, kami berdua kembali berkeliling sekitar resort. Kali ini yang dituju adalah restoran. Di restoran ini, selain menyediakan makanan khas Sunda juga menjual souvenir, kaos, jaket, sweater, kupluk, kaos kaki, sarung tangan dan lain-lain. Tidak jauh dari restoran, terdapat kolam renang.
Saya agak kaget, karena di kolam renang banyak yang berenang. Padahal sudah lewat tengah malam. Ternyata, kolam renang itu kolam renang air hangat. Air hangat alami. Ah, rasanya pingin nyebur saja. Setelah membeli sweater, kaos kaki, dan kupluk untuk anak, kami berdua segera kembali ke kamar. Hawa dingin makin menusuk. Setiap bernafas, keluar uap, tanda dinginnya hawa di kawasan tersebut.
Kabut perlahan turun. Tiba di kamar, segera kami rebahan di ruang tamu. Karena kamar hanya ada dua, ruang tamu jadi ‘kamar dadakan’ menjemput mimpi. Ternyata walau sudah di dalam, hawa dingin tak berkurang. Tetap menusuk-nusuk meski saya sudah membungkus tubuh dan kaki dengan sarung dan baju double.
Sampai dini hari, hawa dingin begitu menggigit. Alhasil, tidur tak nyenyak, karena kedinginan. Menjelang pagi akhirnya mata bisa terkatup. Tapi bangun lagi menjelang subuh. Usai solat subuh, kami semua keluar kamar, berniat ingin menikmati hawa pagi. Baru pagi harinya diketahui ternyata pihak resort juga menyewakan sleeping bag. Itu pun setelah membaca brosur yang tergeletak di ruang tamu cottage. Ah, sungguh sial. Coba tahu dari semalam, tidur pasti bisa nyenyak, tak menggigil kedinginan. Harga sewa sleeping bag untuk semalam pun cukup murah, hanya 25 ribu.
Hawa pagi masih lumayan menggigit. Tapi menyegarkan. Di halaman kamar, kami coba berolahraga sebentar, jalan kaki dan merenggangkan anggota badan. Tidak lama kemudian, semburat merah tampak dari ufuk timur, tanda matahari segera terbit. Sangat indah. Tak mau kehilangan momen, kami pun bergiliran foto bersama. Setelah puas foto-foto, kami menuju ke kolam renang. Rencananya mau sarapan, lalu berenang.
Tiba di sana langsung nyebur. Sementara para istri dan mertua saya memilih duduk saja di saung pinggir kolam renang, sambil menunggu pesanan makanan dari restoran yang letaknya tak jauh dari kolam. Dua anak saya begitu riang menikmati hangatnya air panas alami. Puas berenang, kami kembali ke kamar untuk ganti pakaian yang basah.
Sekitar pukul 08.00 pagi, usai berenang dan berganti pakaian, kami menuju ke Kawah Putih. Pengunjung yang hendak masuk ke Kawah Putih, ternyata sudah banyak. Antriannya mengular. Usai mengantri dengan lumayan lama, kami akhirnya dapat mobil yang akan mengantar ke Kawah Putih. Jalanan menuju Kawah Putih turun naik. Bahkan ada tanjalan yang curam. Melewati hutan dengan pohon tinggi menjulang.
Pukul 08.00 lewat, kami pun tiba di Kawah Putih. Membeli masker, lalu bergegas menuju pusat kawah. Bau belerang terasa menyengat hidung. Akhirnya kami pun tiba di Kawah Putih. Pemandangan sekitar kawah, sangat eksotis. Di tengah-tengah ada danau yang dikepung perbukitan. Kami pun memuaskan diri berfoto ria. Setelah puas, kami kembali ke resort untuk bersiap pulang ke Jakarta. Benar-benar piknik mendadak yang seru.
Related Posts
Ciwidey Trip
Stroberi Ciwidey Ini cerita perjalanan akhir tahun kemarin. Tepatnya 23-24 Desember 2007 saat ada libur kejepit bersama. Seperti biasa, setiap menemukan tanggal merah di kalender teman-teman kantor mulai pada ngomongin rencana jalan-jalan.
Read moreGudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read moreKendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.
Read more