Tahu Gejrot Cirebon, Kuliner Penawar Rindu
Satu hari, saat waktu beranjak siang, saya keluar dari rumah bermaksud cari bumbu masakan yang kurang. Hari itu, istri sedang masak di rumah. Tapi ada satu bumbu yang kurang. Maka saya pun berinisiatif mencarinya keluar. Menuju ke tukang sayur.
Untungnya di tukang sayur langganan, bumbu yang saya cari ada. Selesai membayar, saya niatnya langsung pulang. Tapi tak sengaja, mata menangkap satu gerobak yang diparkir tak jauh dari tukang sayur. Di badan gerobak ada tulisan mencolok ; Kuliner Cirebon, Tahu Gejrot
Wah, ingatan pun langsung melayang dan melanglang buana ke masa lalu. Ke masa saat saya masih sekolah menengah atas di Kota Udang, julukan dari kota Cirebon. Di kota ini, banyak makanan khas. Ada nasi jamblang yang sudah terkenal kemana-mana. Kuliner khas Cirebon lainnya yang telah mengindonesia adalah empal gentong. Yang terkenal adalah empal gentong Haji Apud.
Selain nasi jamblang, Cirebon juga punya nasi lengko. Kuliner sederhana dengan rasa yang otentik. Dan tentunya tahu gejrot. Nah, saat saya sekolah, kuliner seperti nasi jamblang, empal gentong, nasi lengko dan tahu gejrot sudah familiar di lidah saya, saking seringnya mencicipi. Karena itu, ketika saya melihat tukang tahu gejrot nongkrong, rindu akan kuliner khas Cirebon itu langsung menggeliat.
Saya pun segera menghampiri si penjual tahu gejrot, seorang lelaki yang tampaknya masih berusia muda. ” Tahu gejrot dua mang, satu pedes, satu sedang,” begitu saya sudah ada di depan si penjual tahu gejrot.
” Siap mas,” jawab si penjual tahu gejrot dengan sigap.
Ia pun mengambil bumbu tahu gejrot berupa beberapa cabe rawit, garam, bawang merah dan bawang putih. Bahan-bahan itu lalu ia taruh di cobek atau ulekan sambal yang terbuat dari tanah liat. Dengan cekatan, ia mengulek bumbu tahu gejrot. Bumbu pun sudah terulek, tapi tidak halus. Masih kasar.
Lalu, ia mengambil beberapa potong tahu. Dengan cekatan pula, ia mengirisnya ke atas cobek tanah liat. Selesai mengiris tahu, ia lantas mengambil botol beling yang berisi cairan warna coklat yang mendekati hitam. Cairan itu lalu disiramkan ke atas potongan tahu yang telah bercampur dengan bumbu ulekan tadi.
Selesai satu pesanan, ia dengan cekatan meracik pesanan saya yang dipesan pedas sedang. Proses meraciknya sama. Sambil melihat ia meracik pesanan, saya iseng bertanya. Menanyakan asalnya. Rupanya ia memang asli dari Cirebon. Katanya sudah dua tahun ia jualan tahu gejrot berkeliling sekitar kelurahan Bedahan, Sawangan, Depok.
Iseng pula saya tanya-tanya bumbu tahu gejrotnya. Katanya, cairan coklat yang disiramkan ke tahu, adalah kuahnya. Kuah tahu gejrot ini terbuat dari campuran beberapa bahan seperti kecap manis, kecap asin, air asam jawa, gula merah atau gula aren yang kemudian dipanaskan dengan minyak panas. Sementara tahunya, bukan seperti tahu biasa yang padat. Tapi tahu kopong yang di tengahnya tak ada isi. Hanya kulit tahu saja.
Selesai membayar, saya pun langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah, setelah menyerahkan bumbu masak, saya pun menuangkan dua porsi tahu gejrot dalam dua piring. Istri dan anak saya yang kecil ikut mencicipi. Rasa gurih dari tahu kopong pun langsung terasa berbaur dengan manis, pedas dan asin kuah tahu. Bagi saya menyegarkan. Rasa pedasnya menyergap lidah, berkelindan dengan segarnya rasa asam dari asam jawa dan manis gula aren. Lalu ditimpahi spicy-nya kulit tahu kopong yang masih menyimpan rasa gurih dari setiap kunyahan.
Rindu akan kuliner yang kerap saya cicipi saat sekolah di Cirebon pun terbayar lunas. Anak saya yang kecil pun ternyata suka. Katanya enak. Jika istri saya dari dulu memang sudah suka tahu gejrot. Di Jakarta, di Cipete Jakarta Selatan tempatnya lahir, ada juga penjual tahu gejrot. Kata istri saya, dari kecil ia sudah suka tahu gejrot. Wah, rasa lidahnya berarti klop dengan saya.
Related Posts
Empal Gentong ‘Pengobat Rindu’
Empal Gentong Mang En, empal pengobat rindu Salah satu makanan yang saya sukai adalah empal gentong. Menu kuliner ini adalah khas dari Cirebon.
Read moreKenangan yang Tertinggal di Empal Gentong Haji Apud
Rumah makan Empal Gentong Haji Apud di Jalan Raya Plered, Cirebon Pada hari Kamis, 7 April 2016, saya dapat kabar Bupati Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Utje Choeriah Hamid Suganda meninggal dunia.
Read moreGudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read more