Tips Cara Aman Makan Ikan Peda
” Ibu masak sayur lodeh dan ikan peda,” begitu kata ibu mertua, begitu saya, istri dan dua anak saya tiba di rumahnya, di Cipete Utara, Jakarta Selatan.
Ya, biasanya kalau libur, kunjungan ke rumah ibu mertua jadi kegiatan rutin. Jika tak bepergian ke luar kota, begitu ada waktu libur agak panjang, rumah mertua jadi tujuan. Seperti pekan ini, tanggal 5 dan 6 Mei warnanya merah alias tanggal libur. Tanggal 5 Mei, libur karena hari Kenaikan Isa Al Masih. Sementara tanggal 6 Mei, hari Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Lumayan libur yang panjang.
Karena tak ada agenda liburan, saya sekeluarga pun memilih sowan ke rumah mertua. Kebetulan pula anak saya yang sekolah di sekolah alam, punya tugas bikin cerita liburan. Saya pikir, liburan ke rumah nenek bisa jadi cerita yang menarik. Sekalian mengobati rasa kangen nenek pada cucunya. Terlebih mertua saya tinggal sendiri.
Kembali ke soal menu ikan peda. Mendengar mertua masak ikan peda, rasa lapar tiba-tiba membuncah. Apalagi setelah menengok racikan masakan ikan pedanya. Tuum ikan peda yang dimasak mertua saya.
Tuum ikan peda ini, salah satu masakan favorit saya. Di kampung ibu saya sering membuat tuum ikan peda. Almarhum ayah saya sangat menyukainya. Tuum ikan peda, sebenarnya masakan biasa saja. Ikan peda yang telah dicuci bersih, ditaruh dalam wadah yang tahan panas. Biasanya mangkuk atau piring alumunium. Bumbunya pun tak neko-neko. Hanya potongan cabe rawit atau cabe merah, ditambah irisan bawang merah. Di tambah perasan air jeruk nipis. Jangan lupa, potongan jeruk nipis dimasukan, biar rasanya tambah makyuss.
Bila ingin variasi, bisa ditambah daun kemangi. Hemmmm, rasanya segar sekali. Nah, cara masaknya gampang saja. Pas, lagi nanak nasi, tinggal taruh racikan tuum peda itu. Nasi masak, tuum peda pun ikut matang. Tinggal disantap ditemani sambel terasi plus lalap. Rasanya, tiada tara. Apalagi nasinya, nasi liwet. Tuum peda, salah satu kekayaan kuliner tanah Sunda.
Karena lapar, saya langsung menyendok nasi. Lalu ambil kuah sayur lodeh. Setelah itu, mencomot satu potong badan ikan peda. Dengan agak tergesa langsung menyantapnya. Di sinilah, awal mula ‘tragedi’ keselek duri ikan terjadi. Tiba-tiba di tenggorokan seperti ada yang nyangkut. Menusuk-nusuk tenggorokan. Wah, pasti duri ikan yang ikut ke makan dan nyangkut di tenggorokan.
Langsung saya minum air sebanyak-banyaknya. Tapi, duri yang nyangkut tak juga larung. Ibu mertua dan istri saya yang ikut panik, menyarankan makan kepalan nasi langsung ditelan. Tetap saja, kepala nasi tak bisa mengusir duri ikan. Saya coba merogoh pakai tangan. Tetap masih menyangkut. Minum air lagi. Duri tetap ngendon di tenggorokan.
Lumayan sakit. Bahkan tusukannya terasa ke telinga. Waduh saya makin panik. Sampai malam, duri ‘sialan’ itu tetap menyangkut. Menusuk-nusuk, sungguh menyiksa. Sudah bergelas-gelas air diminum. Tapi duri tak juga terusir.
Tidur tak nyenyak. Sampai kemudian saya coba buka internet via handphone, menanyakan ke Mbah Google cari mengatasi keselek duri ikan. Di dapat artikel disebuah situs tentang cara mengatasi keselek duri ikan.
Tips pertama dengan kepalan nasi atau bola nasi yang langsung ditelan. Ini sudah dicoba, tapi tak berhasil. Tips kedua, pakai kuning telor yang ditelan mentah-mentah. Menurut artikel tersebut, kuning telor mentah, punya daya ikat pada benda-benda asing di tenggorokan. Jadi, bila kemudian dimuntahkan, benda asing seperti duri akan terbawa keluar. Tips ketiga, bisa pakai jus jeruk atau lemon. Tips keempat, minum air cuka. Tips yang kelima bisa dengan cara mengkonsumsi makanan atau buah yang lunak, seperti pisang atau pepaya. Setelah dipikir-pikir, saya pilih menelan kuning telor mentah.
Pagi hari sekali, langsung pergi ke pasar, mencari telor kampung. Di tukang mie rebus, saya akhirnya membeli beberapa butir telor kampung. Sampai di rumah mertua, langsung saya praktekan tips tersebut. Telor hanya diambil kuningnya saja. Setelah itu langsung ditelan. Tak ada reaksi. Duri tetap terasa menusuk-nusuk. Sampai kemudian, saya terasa mual. Rasanya ingin muntah. Saya pun berlari ke kamar mandi. Di closet, saya muntahkan semua. Cairan telor keluar lagi, bersama sisa makanan. Dan, terasa ada yang keluar, menyangkut di ujung tenggorokan.
Saya rogoh pakai tangan. Hap, saya dapatkan, satu potongan duri agak panjang dan tajam. Dengan gemesnya saya keluarkan itu. Akhirnya, terbebas sudah dari siksa keselek duri ikan. Lega rasanya. Meski rasa sakit di tenggorokan masih terasa. Saya amati duri ikan itu.
Nah, buat yang suka hobi traveling, atau makan, hati-hati bila makan ikan yang punya duri banyak dan panjang. Makan jangan tergesa-gesa, biar tak keselek. Saya sarankan, jangan pakai sendok. Makan saja pakai tangan, biar bisa memilah dan memisahkan daging ikan dengan durinya. Enggak enak lagi asyik nguliner, tiba-tiba keselek. Acara nguliner pun bisa berantakan. Apalagi jika duri yang nyangkut tak kunjung keluar. Kepanikan yang muncul. Namun jangan panik, bila keselek. Tips yang saya tuliskan, bisa diterapkan.
Related Posts
Gudeg Adem Ayem Solo, Lezat dan Menjadi Langganan Tetap Para Pejabat
Rumah Makan (RM) Adem Ayem Solo berhadapan langsung dengan rumah dinas walikota Surakarta atau Loji Gandrung. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi 342, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Read moreKendati Sudah Mereda, Tips Wisata Usai Pandemi Ini Tetap Perlu Kalian Terapkan
Meski sudah ada pelonggaran, ada beberapa tips wisata usai pandemi yang perlu menjadi perhatian. Kesehatan tetap merupakan urusan utama yang perlu mendapat kepedulian tinggi, termasuk faktor-faktor penting yang lain.
Read moreMuseum Sonobudoyo Yogyakarta, Asik Untuk Belajar Seni dan Budaya Nusantara
Di ujung selatan Jl. Malioboro, Yogyakarta terdapat titik nol kilometer kota tersebut. Di sini pula ada banyak sekali simbol-simbol budaya dengan cerita dan kisah sejarah yang teramat panjang.
Read more